Mengenang Para Pahlawan
Oleh Shodiqiel Hafily
17 Agustus 2008
Udzkuru mahasin mawtakum
(kenangkanlah kebaikan-kebaikan orang-orang yang meninggal). Demikian
kata Nabi saw. Ada sejumlah nilai positif dengan mengenang para
pahlawan; 1) Menumbuhkan motifasi untuk meneladani perjuangan,
jasa-pengabdian, keluhuran budi pekerti dsc. 2) Menumbuhkan rasa syukur
yang tulus sehingga muncul stimulan untuk melestarikan nilai-nilai luhur
peninggalan mereka. 3) Dengan mengenang kebaikannya, setidaknya,
terhindar dari dosa ghibah bila mereka tergolong 'pahlawan' yang banyak
membuat dosa publik.
Ada banyak cara dilakukan masyarakat untuk mengenang para pahlawan atau orang-orang yang dianggap 'pahlawan' bagi dirinya seperti orang tua yang melahirkan atau guru. Ada yang mengenang lewat serangkaian upacara resmi dengan mengheningkan cipta mendoakan mereka, barangkali dilanjutkan dengan ziarah ke makam-makam mereka.
Masyarakat di belahan dunia memiliki caranya sendiri untuk hal itu sesuai dengan kultur-budaya dan agama yang diyakini.
Mendoakan para pahlawan maupun orang biasa yang telah berpulang adalah manifestasi dari sebentuk apresiasi yang mencerminkan keluhuran adab-tatakrama. Nabi mengajarkan keluarga yang hidup agar menjalin silaturahmi dengan karib-kerabat mendiang-almarhum. Selamatan, mengundang mereka adalah salah satu bentuknya yang lazim dilakukan di Indonesia.
Yang memprihatinkan adalah penilaian bid'ah yang kurang berdasar kerap kali menimbulkan disharmoni. Susilo Bambang Yudhoyono selaku presiden telah melakukan upaya menjalin dan merekatkan anak-anak bangsa yang telah bercerai berai dengan mengundang para mantan presiden. Tapi, yang berkesiapan dan menyambut gembira hanya Gus Dur. Yang lain-lain entah ke mana.
Upacara HUT Ke-63 Kemerdekaan RI tampak kurang hidmat, sepi dan kurang berarti. Bahkan di tempat saya upacara, orang-orang begitu hambar mengikuti upacara kemerdekaan yang dulu diperebutkan oleh ribuan patriot yang kini berkalang tanah.[]
Oleh Shodiqiel Hafily
17 Agustus 2008

Ada banyak cara dilakukan masyarakat untuk mengenang para pahlawan atau orang-orang yang dianggap 'pahlawan' bagi dirinya seperti orang tua yang melahirkan atau guru. Ada yang mengenang lewat serangkaian upacara resmi dengan mengheningkan cipta mendoakan mereka, barangkali dilanjutkan dengan ziarah ke makam-makam mereka.
Masyarakat di belahan dunia memiliki caranya sendiri untuk hal itu sesuai dengan kultur-budaya dan agama yang diyakini.
Mendoakan para pahlawan maupun orang biasa yang telah berpulang adalah manifestasi dari sebentuk apresiasi yang mencerminkan keluhuran adab-tatakrama. Nabi mengajarkan keluarga yang hidup agar menjalin silaturahmi dengan karib-kerabat mendiang-almarhum. Selamatan, mengundang mereka adalah salah satu bentuknya yang lazim dilakukan di Indonesia.
Yang memprihatinkan adalah penilaian bid'ah yang kurang berdasar kerap kali menimbulkan disharmoni. Susilo Bambang Yudhoyono selaku presiden telah melakukan upaya menjalin dan merekatkan anak-anak bangsa yang telah bercerai berai dengan mengundang para mantan presiden. Tapi, yang berkesiapan dan menyambut gembira hanya Gus Dur. Yang lain-lain entah ke mana.
Upacara HUT Ke-63 Kemerdekaan RI tampak kurang hidmat, sepi dan kurang berarti. Bahkan di tempat saya upacara, orang-orang begitu hambar mengikuti upacara kemerdekaan yang dulu diperebutkan oleh ribuan patriot yang kini berkalang tanah.[]
0 komentar :
Posting Komentar
Silakan komentar yang baik dan sopan; Bisa Jowoan, Cak Madureh, 'Arabyat, English Arema, Melayu-Indonesia..
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.